Monday, September 3, 2012

Prestasi Fauzi Bowo Selama Menjadi Gubernur DKI Jakarta





Banyak prestasi yang telah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat ini dalam mengatasi berbagai masalah di Ibukota Jakarta, seperti banjir, kemacetan, dan kemiskinan. Dari data yang diterima, sudah jelas bahwa inilah prestasi yang dilakukan Fauzi Bowo (Bang Foke) dalam merapihkan ibukota ini. Banyak hambatan yang ditemukan dalam menjalankan program dalam waktu 5 tahun, tidak ada yang berjalan mulus. Oleh karena itu  berikut ini adalah data prestasi yang telah dicapai Fauzi Bowo (Bang Foke):

I.     UPAYA MENGATASI  MASALAH


A. TRANSPORTASI

1.     MASALAH  :   
Pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan pertumbuhan ruas jalan. Jumlah kendaraan meningkat 9,5% pertahun sedangkan ruas jalan tumbuh hanya 0,01% pertahun. Karenanya rata - rata kecepatan kendaraan relatif rendah yaitu sekitar 15-20 km/jam.

UPAYA:
1.  Menambah panjang jalan dengan membangun jalan bertingkat  ruas Antasari-Blok M dan Tanah Abang-Kp. Melayu,  6 ruas Jalan Tol Dalam Kota, jalan tembus/missing link di 5 lokasi serta mendukung pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dan Akses Tanjung Priok
2.  Menguraikan simpul-simpul kemacetan melalui pelebaran jalan dan perbaikan mulut simpang serta membangun simpang tak sebidang sebanyak 6 flyover, 2 underpass serta menambah 11 jembatan.


2.     MASALAH:
Tingginya penambahan kendaraan bermotor yang mencapai 2.150 perhari, terdiri dari 550 kendaraan roda empat dan 1600 kendaraan roda dua (data tahun 2011) ditambah lagi dengan adanya 1,3 juta kendaraan komuter dari luar Jakarta. Disisi lain pertambahan angkutan umum masih terbatas. Bila keadaan ini terus berlanjut, pada tahun 2014  dikhawatirkan Jakarta akan mengalami macet total.

UPAYA:
1.  Menambah jalur busway menjadi 11 koridor, yang didukung oleh pengoperasian 7 rute Feeder Busway dalam kota, dan pengoperasian angkutan perbatasan yang menghubungkan Pulogadung-Bekasi serta penyediaan fasilitas parkir kendaraan (park and ride) di 5 halte busway.
2.  Memulai pembangunan angkutan rel massal MRT Lebak Bulus – Dukuh Atas yang didukung oleh pembangunan kawasan terpadu di sekitar stasiun/halte.
3.  Meningkatkan pengoperasian  kereta api Jabotabek dan jalur lingkar serta menyediakan fasilitas angkutan penghubung di stasiun.
4.    Mengoperasikan 48 bus sekolah yang melayani 9 rute

3.     MASALAH:
Adanya parkir liar di sepanjang jalan raya, bus yang berhenti tidak pada halte/terminal dan joki pada kawasan three in one yang menandakan rendahnya disiplin masyarakat.

UPAYA:
1. Membangun gedung-gedung parkir dan Kawasan Parkir Terpadu.
2. Berkerjasama dengan pihak kepolisian dalam melakukan penertiban lalulintas untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin pengguna lalulintas.
3. Mempersiapkan penerapan Electronic Road Pricing System (ERP) pada kawasan three in one sebagai kawasan percontohan untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi.


4.     MASALAH:
Tingginya tingkat polusi udara akibat kemacetan dan meningkatnya jumlah kendaraan.

UPAYA:
1.    Menyelenggarakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car-Free Day) yang dilakukan setiap minggu di jalan Sudirman-Thamrin, dan jalan-jalan utama di lima wilayah kota.
2.    Memperluas fasilitas jalur khusus untuk pejalan kaki yang menghubungkan antara halte dengan tempat beraktifitas masyarakat
3.   Membangun jalur sepeda yang saat ini telah diterapkan di rute Taman Ayodya Melawai  sepanjang 1,5 km.
4.        Menerapkan kewajiban uji emisi bagi kendaraan bermotor.
5.     Menambah luasan RTH sebesar ±103 Ha, penghijauan kembali 24 lokasi eks-SPBU, penanaman sejuta pohon, dan perluasan hutan mangrove yang ada dari semula 70 Ha menjadi 380 Ha.


B. PENGELOLAAN AIR

1.    MASALAH:
40% kawasan utara Jakarta merupakan daerah rendah yang dipengaruhi pasang air laut, dan Wilayah Jakarta dilalui oleh 13 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta, terjadi pendangkalan serta penyempitan sungai, sehingga pada saat intensitas hujan tinggi mengakibatkan terjadinya banjir.

UPAYA:
1.    Membangun Kanal Banjir Timur (KBT) yang melindungi wilayah Jakarta Timur dan Utara seluas ± 15.400 Ha dengan jumlah penduduk ± 2,7 juta jiwa warga dari ancaman banjir.
2.    Menambah dan merehabilitasi waduk sebagai parkir air  di 15 lokasi, membangun rumah pompa dan mengadakan pompa pengendali banjir di 24 lokasi, serta memelihara dan mengoperasikan 32 sistem polder dengan 125 pompa pengendali banjir di 64 lokasi dengan kapasitas 302 m3/detik.
3.    Melaksanakan pelebaran sungai dan pembangunan turap untuk menambah kapasitas sungai yang ada serta melakukan pengerukan lumpur di 64 ruas sungai dan akan melaksanakan pengerukan lumpur di 12 Sungai/Saluran dan 4 waduk melalui Program Bank Dunia.
4.    Melakukan penertiban bangunan yang berada di atas saluran dan normalisasi saluran.
5.    Membangun tambahan Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet.


2.    MASALAH:
Terjadinya genangan di Jalan-Jalan Utama/Arteri saat terjadi hujan.

UPAYA:
Melakukan peningkatan kapasitas saluran drainase di jalan-jalan arteri serta membangun dan menguras saluran tertutup yang memotong jalan utama/arteri sehingga dari total 123 titik genangan yang diidentifikasi, telah berhasil tertangani 110 titik genangan.


3.    MASALAH :
Terjadi penurunan muka tanah terutama di kawasan Utara Jakarta sebesar 6-10 cm per tahun akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, ditambah kenaikan muka laut akibat fenomena perubahan iklim sehingga kawasan utara Jakarta kian rawan terkena banjir laut pasang (Rob).

UPAYA:
1.    Membangun tanggul laut di garis pantai utara Jakarta sepanjang 32 km untuk mengantisipasi  terjadinya air laut pasang. Untuk jangka panjang akan dibangun tanggul raksasa (Giant Sea Wall) di teluk Jakarta yang akan diintegrasikan dengan pembangunan reklamasi Pantai Utara.
2.    Melakukan pengendalian pengambilan air tanah dalam melalui Peraturan Daerah Nomor : 37 Tahun 2009 Tentang Nilai Perolehan Air sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah. 
3.    Meningkatkan cakupan layanan perpipaan jaringan air bersih secara bertahap, menyediakan air bersih melalui perpipaan dari Waduk Jatiluhur serta  pemanfaatan air permukaan sebagai sumber air baku
4.    Membangun sumur resapan dan Lubang Resapan Biopori (LRB).


4.    MASALAH:
Cakupan layanan pengolahan air limbah perpipaan di Jakarta pada kawasan permukiman, apartemen, perkantoran maupun pertokoan baru mencapai 4%.

UPAYA:
1.    Menyusun Master Plan Pengelolaan Air Limbah Provinsi DKI Jakarta hingga tahun 2050.
2.    Merencanakan pembangunan IPAL Pejagalan, peningkatan teknologi IPAL Duri Kosambi serta meningkatkan cakupan pelayanan sistem air limbah perpipaan hingga sebesar 20%.


C. PERMUKIMAN

1.    MASALAH:
Belum terpenuhinya kebutuhan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

UPAYA:
Membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di 13 lokasi yang terdiri dari 72 blok dengan jumlah 6.471 unit rusunawa di 4 wilayah, yaitu Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.


2.    MASALAH:
Masih adanya permukiman kumuh tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

UPAYA:
Melakukan peremajaan/penataan permukiman kumuh dan pemberdayaan masyarakat melalui program MHT Plus. Dari 416 RW Kumuh yang diidentifikasi BPS, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, telah ditangani 259 RW kumuh, dan akan terus diprogramkan hingga seluruh RW kumuh di Jakarta dapat dituntaskan.


D. PENDIDIKAN

1.    MASALAH:
Masih banyak warga jakarta yang belum menikmati wajib belajar 9 tahun dan masih banyaknya siswa yang putus sekolah.

UPAYA:
1.    Mengalokasikan anggaran pendidikan dalam APBD tahun 2012 sebesar 28,93%  atau Rp 9,78 triliun.
2.    Memberikan dana Biaya  Operasional Pendidikan (BOP) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk Sekolah Negeri. Pada tahun 2011 telah diberikan dana BOP sebesar Rp 1,06 triliun kepada 1.156.803 siswa, dengan rincian  

No
Jenjang Sekolah
BOP persiswa pertahun (Rp)
1
SD
720,000
2
SDLB
2,676,000
3
SMP
1,320,000
4
SMPLB
2,676,000
5
SMA
900,000
6
SMALB
2,676,000
7
SMK
1,800,000



3.    Memberikan Bantuan Operasional Buku (BOB) dengan total anggaran tahun 2011 sebesar Rp 153.113.549.145, dengan rincian

No
Jenis Sekolah
BOB per siswa per tahun (Rp)
1
SMPN
260.000
2
SMAN/SMKN
300.000
3
SMA/SMK SWASTA
600.000

4.    Memberikan beasiswa rawan putus sekolah untuk 918 siswa sebesar  Rp 31,4 miliar di Tahun 2011.
5.    Menyalurkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Pemerintah Pusat untuk Sekolah Negeri dan Swasta.

No
Jenjang Sekolah
BOS persiswa pertahun (Rp)
1
SD
580,000
2
SDLB
580,000
3
SMP
710,000
4
SMPLB
710,000

6.    Mencanangkan program wajib belajar 12 tahun (SD-SMA/SMK).


2.    MASALAH:
Masih terdapat gedung sekolah yang kondisinya kurang baik.

UPAYA:
Melakukan peningkatan dan perbaikan gedung sekolah melalui rehab total  91 gedung sekolah dan rehab berat sebanyak 780 gedung sekolah

3.    MASALAH:
Kualitas tenaga pengajar/pendidik masih kurang memadai.

UPAYA:
1.    Meningkatkan kualitas dan kompetensi guru melalui program Sertifikasi bagi guru yang bersertifikat S-1, serta Kompetensi Ganda, dan Beasiswa untuk peningkatan kualifikasi.
2.    Meningkatkan kesejahteraan pendidik dengan memberikan Tunjangan Khusus, sehingga penghasilan perbulan menjadi antara Rp 1.900.000 s.d Rp 3.450.000 atau rata-rata sekitar Rp 2.675.000/bulan.

PRESTASI
1.      Angka kelulusan siswa di Jakarta lebih tinggi dari standar nasional : SD 100%, SMP 99,99%, SMA 99,53%, SMK 99,82%.
2.      Rata-rata Lama Sekolah  meningkat dari 11,16 di tahun 2007 menjadi 11,40 di tahun 2011.
3.      Angka melek huruf meningkat dari 98,83% di tahun 2007 menjadi 99,30% di tahun 2011.
4.      Angka Partisipasi Kasar (APK) di tahun 2011:,
o   APK SMA/SMK meningkat menjadi 89,59%
o   APK SD/MI meningkat menjadi 110,95%
o   APK SMP/MTS dipertahankan di atas 100%.
5.    Angka Partisipasi Sekolah meningkat dari tahun 2007 hingga 2010:
o   7  -12 tahun dari 98,73 menjadi 99,16
o   13-15 tahun dari 90,36 menjadi 91,45
o   15-18 tahun dari 61,05 menjadi 61,99


E. KESEHATAN

MASALAH:
Sangat terbatasnya kemampuan masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

UPAYA:
1.    Memberikan pelayanan kesehatan melalui Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK Gakin) kepada  2,7 juta penduduk miskin dan tidak mampu dengan cara  memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi pemegang kartu Gakin  dan keringanan pembayaran bagi pemegang SKTM pada 85 Rumah Sakit di Jakarta dengan alokasi anggaran Gakin dan SKTM sebesar Rp 513 Miliar pada 2011.
2.    Menyediakan fasilitas Puskesmas di seluruh wilayah kecamatan dan kelurahan di Provinsi DKI Jakarta menjadi 339 yang terdiri dari 295 Puskesmas Kelurahan dan 44 Puskesmas Kecamatan.
3.    Membangun RSUD Jakarta Selatan khusus untuk pelayanan Kelas III.
4.    Melengkapi Puskesmas Kecamatan dengan layanan rawat inap, persalinan, pengobatan gigi dan operasi katarak.
5.    Menekan biaya yang harus dibayar oleh masyarakat untuk pengobatan umum menjadi Rp 2.000 dan pengobatan gigi hanya Rp 5.000 yang merupakan biaya pengobatan gigi termurah di Indonesia.
6.    RSUD sudah mampu menyediakan pelayanan operasi Jantung.
7.    Menurunkan angka kasus DBD dari 31.836 di tahun 2007 menjadi 18.006 di tahun 2011 melalui Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
8.    Memberikan perawatan gratis bagi penderita demam berdarah di RSUD.
9.    Meningkatkan cakupan dan efektivitas program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk seluruh warga DKI.


PRESTASI:
1.    Indeks Pembangunan Manusia Jakarta (IPM) Provinsi DKI Jakarta yang pada tahun 2007 mencapai 76,6 (IPM Nasional 70,6), tahun 2011 mencapai 78,0 (IPM Nasional 72,6) merupakan yang tertinggi di Indonesia.
2.    Mempertahankan prestasi tidak ada Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare selama 3 (tiga) tahun.
3.    Angka kematian bayi turun dari 8,4/1000 penduduk di tahun 2007,  menjadi 7,0/1000 penduduk di tahun 2011
4.    Angka harapan hidup meningkat dari 75,8 di tahun 2007, menjadi 76,20 di tahun 2011.
5.    Melalui program KB gratis, pada tahun 2011 telah dijaring peserta KB Baru sebanyak 545.181 akseptor atau (152,21%) dari target 358.182 Atas keberhasilan menurunkan angka kelahiran total rata-rata (Total Fertility Rate – TFR) tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta telah menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya Bidang Keluarga Berencana.


F. PELAYANAN PUBLIK

MASALAH :
Masih banyaknya keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik.

UPAYA :
1.  Gubernur memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dengan cara berkantor di Kelurahan secara bergilir.
2.  Menerapkan e-KTP secara massal di Provinsi DKI Jakarta.
3.  Meningkatkan pelayanan akta kelahiran secara elektronik (e-Akta) di puskesmas, hingga tahun 2011 telah berhasil menyelesaikan 2.117 akta dan melalui pelayanan jemput bola telah berhasil menyelesaikan 25.072 akta.
4.  Memberikan dispensasi pembuatan akta kelahiran bagi anak yang lahir setelah UU No. 23 Tahun 2006, sampai tahun 2011 telah mencapai  70.123 akta.
5.  Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Malam Hari di tingkat Kelurahan pada wilayah Kota Administrasi dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di 5 wilayah Kota Administrasi serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal.
6.  Meningkatkan transparansi pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui e-procurement.
7.  Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan mulai dari Rembug RW, Musrenbang Kelurahan, Kecamatan, Kota/kab dan Provinsi.


G. SOSIAL EKONOMI

MASALAH :
Masih adanya penduduk miskin dan pengangguran di DKI Jakarta

UPAYA :
1.   Menyediakan dana bergulir untuk usaha mikro, dana kegiatan fisik dan dana kegiatan sosial di tiap kelurahan dan RW. Hingga tahun 2010 jumlah penerima manfaat Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) mencapai 50.731 orang yang tersebar di 194 kelurahan.
2.   Hingga tahun 2011, Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (UPDB PEMK) menyalurkan dana bergulir ke 250 Koperasi Jasa Keuangan (KJK) dengan jumlah pemanfaat mencapai 89.999 orang.
3.    Menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta sebesar Rp 1.529.150, angka yang sangat layak untuk para buruh dan pekerja.
4.    Sejak kepemimpinan Fauzi Bowo, APBD DKI Jakarta meningkat dua kali lipat dari Rp 20,00 Triliun pada tahun 2007 menjadi Rp 36,02 triliun pada tahun 2012. Atau rata-rata meningkat sebesar 15,02% per tahun.


PRESTASI :
1.    Berdasarkan hasil survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2007- 2010, presentase penduduk miskin DKI Jakarta menurun. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin mencapai 405.700 jiwa (4,48%), dan tahun 2010 menurun pada tahun 2011 menjadi 355.200  jiwa (3,64%).
2.    Pembangunan di DKI Jakarta mampu menurunkan tingkat pengangguran dari 11,3% pada tahun 2010 menjadi 10,83% pada tahun 2011.
3.    Pertumbuhan ekonomi Jakarta meningkat dari 6,44  (Nasional 6,28) di tahun 2007,  menjadi 6,70 (Nasional 6,50) di tahun 2011.
4.    Laju Inflasi  turun dari 6,04  (Nasional 6,59) di tahun 2007,  menjadi 3,97 (Nasional 3,79) di tahun 2011
5.    Jakarta telah 2 tahun berturut-turut meraih rating internasional (survey doing business oleh World Bank dan International Finance Corporation) sebagai kota dengan iklim investasi yang sangat baik, dengan rating lebih tinggi dibanding rating pemerintah pusat.
6.    Berdasarkan laporan Global Metro Monitor 2011, Jakarta menduduki  peringkat 17 dari 200 kota metropolitan yang mempunyai kinerja ekonomi terbaik di dunia.
7.    Hasil penelitian The Economist Intelligence Unit mengenai Asian Green City Index, Jakarta masuk ke dalam klasifikasi sejajar dengan kota Bangkok, Shanghai, Beijing dan Kuala Lumpur.

No comments:

Post a Comment