Banyak prestasi yang telah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat ini dalam mengatasi berbagai masalah di Ibukota Jakarta, seperti banjir, kemacetan, dan kemiskinan. Dari data yang diterima, sudah jelas bahwa inilah prestasi yang dilakukan Fauzi Bowo (Bang Foke) dalam merapihkan ibukota ini. Banyak hambatan yang ditemukan dalam menjalankan program dalam waktu 5 tahun, tidak ada yang berjalan mulus. Oleh karena itu berikut ini adalah data prestasi yang telah dicapai Fauzi Bowo (Bang Foke):
I. UPAYA MENGATASI MASALAH
A. TRANSPORTASI
1. MASALAH :
Pertumbuhan kendaraan tidak sebanding
dengan pertumbuhan ruas jalan. Jumlah kendaraan meningkat 9,5% pertahun sedangkan ruas jalan tumbuh hanya 0,01% pertahun. Karenanya rata - rata
kecepatan kendaraan relatif rendah yaitu sekitar 15-20 km/jam.
UPAYA:
1. Menambah panjang jalan dengan membangun
jalan bertingkat ruas Antasari-Blok M dan Tanah
Abang-Kp. Melayu, 6 ruas Jalan Tol Dalam Kota, jalan tembus/missing link di 5 lokasi serta mendukung
pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dan Akses Tanjung Priok
2. Menguraikan
simpul-simpul kemacetan melalui pelebaran jalan dan perbaikan mulut simpang serta membangun simpang tak sebidang
sebanyak 6 flyover, 2 underpass serta menambah 11
jembatan.
2. MASALAH:
Tingginya penambahan kendaraan bermotor
yang mencapai 2.150 perhari, terdiri dari 550 kendaraan roda
empat dan 1600 kendaraan roda
dua (data tahun 2011) ditambah lagi dengan adanya 1,3 juta kendaraan komuter dari luar Jakarta. Disisi lain pertambahan angkutan umum masih
terbatas. Bila keadaan ini terus berlanjut, pada tahun 2014 dikhawatirkan Jakarta akan mengalami macet
total.
UPAYA:
1. Menambah jalur busway menjadi 11 koridor, yang didukung oleh pengoperasian 7 rute Feeder Busway
dalam kota, dan pengoperasian angkutan
perbatasan yang menghubungkan Pulogadung-Bekasi serta penyediaan fasilitas parkir kendaraan (park and ride) di 5 halte busway.
2. Memulai
pembangunan angkutan
rel massal MRT Lebak Bulus – Dukuh
Atas yang didukung oleh pembangunan kawasan terpadu di sekitar stasiun/halte.
3. Meningkatkan pengoperasian
kereta api Jabotabek dan jalur lingkar serta menyediakan
fasilitas angkutan penghubung di stasiun.
4.
Mengoperasikan 48 bus sekolah yang melayani 9 rute
3. MASALAH:
Adanya parkir liar di sepanjang jalan raya,
bus yang berhenti tidak pada halte/terminal dan joki pada kawasan three in one yang menandakan rendahnya disiplin masyarakat.
UPAYA:
1. Membangun gedung-gedung parkir dan Kawasan Parkir Terpadu.
2. Berkerjasama dengan pihak kepolisian dalam
melakukan penertiban lalulintas
untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin pengguna lalulintas.
3. Mempersiapkan penerapan Electronic Road Pricing
System (ERP) pada kawasan three
in one sebagai kawasan percontohan untuk mengendalikan penggunaan kendaraan
pribadi.
4. MASALAH:
Tingginya tingkat polusi udara akibat kemacetan dan meningkatnya jumlah kendaraan.
UPAYA:
1.
Menyelenggarakan Hari
Bebas Kendaraan Bermotor (Car-Free
Day) yang dilakukan setiap minggu di jalan Sudirman-Thamrin, dan jalan-jalan
utama di lima wilayah kota.
2.
Memperluas
fasilitas jalur khusus untuk pejalan
kaki yang menghubungkan antara halte dengan tempat beraktifitas masyarakat
3. Membangun
jalur sepeda yang saat ini telah
diterapkan di rute Taman Ayodya –
Melawai sepanjang 1,5 km.
4. Menerapkan kewajiban uji emisi bagi kendaraan bermotor.
5. Menambah
luasan RTH sebesar ±103 Ha, penghijauan kembali 24
lokasi eks-SPBU, penanaman sejuta pohon, dan perluasan hutan mangrove yang
ada dari semula 70 Ha menjadi
380 Ha.
B. PENGELOLAAN AIR
1.
MASALAH:
40% kawasan utara Jakarta merupakan daerah rendah yang
dipengaruhi pasang air laut, dan Wilayah Jakarta dilalui oleh 13 sungai
besar yang bermuara di Teluk
Jakarta, terjadi pendangkalan serta penyempitan sungai, sehingga pada
saat intensitas hujan tinggi mengakibatkan terjadinya banjir.
UPAYA:
1.
Membangun Kanal Banjir Timur (KBT) yang melindungi wilayah Jakarta Timur dan Utara seluas ± 15.400 Ha dengan jumlah penduduk ± 2,7 juta jiwa
warga dari ancaman banjir.
2.
Menambah
dan merehabilitasi waduk sebagai parkir air di 15 lokasi, membangun rumah
pompa dan mengadakan pompa pengendali banjir di 24 lokasi, serta memelihara dan
mengoperasikan 32 sistem polder
dengan 125 pompa pengendali banjir di 64 lokasi dengan kapasitas 302 m3/detik.
3.
Melaksanakan pelebaran sungai dan pembangunan turap untuk menambah kapasitas sungai yang ada serta melakukan pengerukan lumpur di 64
ruas sungai dan akan melaksanakan pengerukan lumpur di 12 Sungai/Saluran dan 4
waduk melalui Program Bank
Dunia.
4.
Melakukan
penertiban bangunan yang berada di
atas saluran dan normalisasi saluran.
5.
Membangun
tambahan Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet.
2.
MASALAH:
Terjadinya genangan di Jalan-Jalan Utama/Arteri saat terjadi hujan.
UPAYA:
Melakukan
peningkatan kapasitas saluran drainase di jalan-jalan arteri serta membangun dan menguras saluran tertutup yang memotong jalan utama/arteri sehingga dari total
123 titik genangan yang diidentifikasi, telah berhasil tertangani 110 titik genangan.
3.
MASALAH :
Terjadi penurunan muka tanah terutama di kawasan
Utara Jakarta sebesar 6-10 cm per
tahun akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, ditambah kenaikan
muka laut akibat fenomena perubahan
iklim sehingga kawasan utara Jakarta
kian rawan terkena banjir
laut pasang (Rob).
UPAYA:
1.
Membangun tanggul laut di garis pantai utara Jakarta sepanjang 32 km untuk
mengantisipasi terjadinya air laut pasang. Untuk
jangka panjang akan dibangun tanggul raksasa (Giant Sea Wall) di teluk Jakarta yang akan diintegrasikan
dengan pembangunan reklamasi Pantai Utara.
2.
Melakukan
pengendalian pengambilan air tanah dalam
melalui Peraturan Daerah Nomor : 37 Tahun 2009 Tentang Nilai Perolehan Air
sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah.
3.
Meningkatkan cakupan
layanan perpipaan jaringan air bersih secara bertahap, menyediakan air bersih melalui perpipaan dari Waduk Jatiluhur
serta pemanfaatan air permukaan sebagai sumber air
baku
4.
Membangun
sumur resapan dan Lubang Resapan Biopori
(LRB).
4.
MASALAH:
Cakupan layanan pengolahan air limbah perpipaan di
Jakarta pada kawasan permukiman, apartemen, perkantoran maupun pertokoan baru
mencapai 4%.
UPAYA:
1.
Menyusun
Master Plan Pengelolaan Air Limbah
Provinsi DKI Jakarta hingga tahun 2050.
2.
Merencanakan
pembangunan IPAL Pejagalan, peningkatan teknologi IPAL Duri Kosambi serta
meningkatkan cakupan pelayanan sistem air limbah perpipaan hingga sebesar 20%.
C. PERMUKIMAN
1.
MASALAH:
Belum terpenuhinya kebutuhan perumahan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR).
UPAYA:
Membangun
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di 13 lokasi yang
terdiri dari 72 blok dengan jumlah 6.471 unit rusunawa di 4 wilayah, yaitu
Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
2.
MASALAH:
Masih adanya permukiman kumuh tersebar di seluruh
wilayah Jakarta.
UPAYA:
Melakukan peremajaan/penataan permukiman kumuh dan
pemberdayaan masyarakat melalui program MHT Plus. Dari 416 RW Kumuh yang diidentifikasi BPS, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, telah ditangani
259 RW kumuh, dan akan terus
diprogramkan hingga seluruh RW kumuh di Jakarta dapat dituntaskan.
D. PENDIDIKAN
1.
MASALAH:
Masih banyak
warga jakarta yang belum menikmati wajib belajar 9 tahun dan masih
banyaknya siswa yang putus sekolah.
UPAYA:
1.
Mengalokasikan anggaran pendidikan dalam APBD tahun 2012 sebesar 28,93% atau Rp 9,78 triliun.
2.
Memberikan
dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk Sekolah
Negeri. Pada tahun
2011 telah diberikan dana BOP
sebesar Rp 1,06 triliun kepada 1.156.803 siswa, dengan rincian
No
|
Jenjang Sekolah
|
BOP persiswa pertahun (Rp)
|
1
|
SD
|
720,000
|
2
|
SDLB
|
2,676,000
|
3
|
SMP
|
1,320,000
|
4
|
SMPLB
|
2,676,000
|
5
|
SMA
|
900,000
|
6
|
SMALB
|
2,676,000
|
7
|
SMK
|
1,800,000
|
3.
Memberikan
Bantuan Operasional Buku (BOB) dengan total anggaran tahun 2011 sebesar Rp 153.113.549.145, dengan rincian
No
|
Jenis Sekolah
|
BOB per siswa per tahun (Rp)
|
1
|
SMPN
|
260.000
|
2
|
SMAN/SMKN
|
300.000
|
3
|
SMA/SMK SWASTA
|
600.000
|
4.
Memberikan beasiswa rawan putus sekolah untuk 918 siswa sebesar Rp
31,4 miliar di Tahun
2011.
5.
Menyalurkan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dari Pemerintah Pusat untuk Sekolah Negeri dan Swasta.
No
|
Jenjang Sekolah
|
BOS persiswa pertahun (Rp)
|
1
|
SD
|
580,000
|
2
|
SDLB
|
580,000
|
3
|
SMP
|
710,000
|
4
|
SMPLB
|
710,000
|
6.
Mencanangkan program wajib belajar 12 tahun (SD-SMA/SMK).
2.
MASALAH:
Masih terdapat gedung sekolah yang kondisinya
kurang baik.
UPAYA:
Melakukan peningkatan dan perbaikan gedung sekolah
melalui rehab total 91 gedung sekolah dan rehab berat sebanyak
780 gedung sekolah
3.
MASALAH:
Kualitas tenaga pengajar/pendidik masih kurang
memadai.
UPAYA:
1. Meningkatkan kualitas dan kompetensi guru melalui program Sertifikasi bagi guru yang
bersertifikat S-1, serta Kompetensi
Ganda, dan Beasiswa untuk peningkatan kualifikasi.
2. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dengan memberikan Tunjangan Khusus, sehingga penghasilan perbulan menjadi
antara Rp 1.900.000 s.d Rp 3.450.000
atau rata-rata sekitar Rp 2.675.000/bulan.
PRESTASI
1. Angka kelulusan siswa di Jakarta lebih
tinggi dari standar nasional : SD 100%, SMP 99,99%, SMA 99,53%, SMK 99,82%.
2. Rata-rata Lama Sekolah meningkat dari 11,16 di tahun 2007 menjadi
11,40 di tahun 2011.
3. Angka
melek huruf meningkat dari 98,83% di tahun 2007 menjadi 99,30% di tahun 2011.
4. Angka
Partisipasi Kasar (APK) di tahun 2011:,
o
APK SMA/SMK meningkat menjadi 89,59%
o
APK SD/MI meningkat menjadi 110,95%
o
APK SMP/MTS dipertahankan di atas 100%.
5.
Angka Partisipasi Sekolah meningkat dari tahun
2007 hingga 2010:
o
7 -12
tahun dari 98,73 menjadi 99,16
o
13-15 tahun dari 90,36 menjadi 91,45
o
15-18 tahun dari 61,05 menjadi 61,99
E. KESEHATAN
MASALAH:
Sangat terbatasnya kemampuan masyarakat
kelas bawah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
UPAYA:
1.
Memberikan pelayanan kesehatan melalui Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK Gakin) kepada 2,7 juta penduduk miskin dan tidak mampu dengan
cara memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi pemegang kartu Gakin dan keringanan pembayaran bagi
pemegang SKTM pada 85
Rumah Sakit di Jakarta dengan alokasi
anggaran Gakin dan SKTM sebesar Rp 513 Miliar pada 2011.
2.
Menyediakan
fasilitas Puskesmas di seluruh wilayah kecamatan dan
kelurahan di Provinsi DKI Jakarta menjadi 339 yang terdiri dari 295 Puskesmas Kelurahan dan 44 Puskesmas
Kecamatan.
3.
Membangun RSUD Jakarta Selatan khusus untuk pelayanan Kelas III.
4.
Melengkapi
Puskesmas Kecamatan dengan layanan
rawat inap, persalinan, pengobatan gigi dan operasi katarak.
5.
Menekan
biaya yang harus dibayar oleh
masyarakat untuk pengobatan umum menjadi Rp
2.000 dan pengobatan gigi hanya Rp 5.000 yang merupakan biaya pengobatan gigi termurah di
Indonesia.
6.
RSUD sudah mampu menyediakan pelayanan operasi Jantung.
7.
Menurunkan
angka kasus DBD dari 31.836 di
tahun 2007 menjadi 18.006 di tahun 2011 melalui Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
8.
Memberikan perawatan gratis bagi penderita demam berdarah di
RSUD.
9.
Meningkatkan cakupan dan efektivitas program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
untuk seluruh warga DKI.
PRESTASI:
1.
Indeks
Pembangunan Manusia Jakarta (IPM) Provinsi DKI Jakarta yang pada tahun
2007 mencapai 76,6 (IPM Nasional 70,6), tahun 2011 mencapai 78,0 (IPM Nasional 72,6) merupakan yang tertinggi di Indonesia.
2.
Mempertahankan prestasi tidak ada Kejadian Luar
Biasa (KLB) Diare selama 3 (tiga) tahun.
3.
Angka kematian bayi turun dari 8,4/1000 penduduk
di tahun 2007, menjadi 7,0/1000 penduduk
di tahun 2011
4.
Angka harapan hidup meningkat dari 75,8 di tahun
2007, menjadi 76,20 di tahun 2011.
5. Melalui
program KB gratis, pada tahun 2011 telah dijaring peserta KB Baru sebanyak
545.181 akseptor atau (152,21%) dari target 358.182 Atas keberhasilan
menurunkan angka kelahiran total rata-rata (Total Fertility Rate – TFR)
tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta
telah menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya Bidang Keluarga Berencana.
F. PELAYANAN PUBLIK
MASALAH :
Masih banyaknya keluhan masyarakat
terhadap pelayanan publik.
UPAYA :
1. Gubernur memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dengan cara berkantor di
Kelurahan secara bergilir.
2. Menerapkan e-KTP secara massal di Provinsi DKI Jakarta.
3. Meningkatkan pelayanan akta kelahiran secara elektronik (e-Akta)
di puskesmas, hingga tahun 2011 telah berhasil menyelesaikan 2.117 akta dan
melalui pelayanan jemput bola telah berhasil menyelesaikan 25.072 akta.
4. Memberikan dispensasi pembuatan akta kelahiran bagi anak yang lahir setelah UU
No. 23 Tahun 2006, sampai tahun 2011 telah mencapai
70.123 akta.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Malam Hari di tingkat Kelurahan pada wilayah Kota
Administrasi dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu di 5 wilayah Kota Administrasi serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal.
6. Meningkatkan transparansi pengadaan barang
dan jasa pemerintah melalui e-procurement.
7. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan mulai dari Rembug RW,
Musrenbang Kelurahan, Kecamatan, Kota/kab dan Provinsi.
G. SOSIAL EKONOMI
MASALAH :
Masih adanya penduduk miskin dan pengangguran di
DKI Jakarta
UPAYA :
1. Menyediakan dana bergulir untuk usaha mikro, dana kegiatan fisik dan dana
kegiatan sosial di tiap kelurahan dan RW. Hingga tahun 2010 jumlah penerima
manfaat Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) mencapai 50.731 orang
yang tersebar di 194 kelurahan.
2. Hingga tahun 2011, Unit Pengelola Dana
Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (UPDB PEMK) menyalurkan dana
bergulir ke 250 Koperasi Jasa Keuangan (KJK) dengan jumlah pemanfaat mencapai
89.999 orang.
3. Menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta sebesar Rp 1.529.150, angka yang
sangat layak untuk para buruh dan pekerja.
4. Sejak kepemimpinan Fauzi Bowo, APBD DKI
Jakarta meningkat dua kali lipat
dari Rp 20,00 Triliun pada
tahun 2007 menjadi Rp 36,02 triliun pada tahun 2012. Atau rata-rata meningkat
sebesar 15,02% per tahun.
PRESTASI :
1. Berdasarkan hasil survey Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) tahun 2007- 2010, presentase penduduk miskin DKI Jakarta
menurun. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin mencapai 405.700 jiwa (4,48%), dan
tahun 2010 menurun pada tahun 2011 menjadi 355.200 jiwa (3,64%).
2. Pembangunan di DKI Jakarta mampu
menurunkan tingkat pengangguran dari 11,3% pada tahun 2010 menjadi 10,83% pada
tahun 2011.
3. Pertumbuhan ekonomi Jakarta meningkat dari
6,44 (Nasional 6,28) di tahun 2007, menjadi 6,70 (Nasional 6,50) di tahun 2011.
4. Laju Inflasi turun dari 6,04 (Nasional 6,59) di tahun 2007, menjadi 3,97 (Nasional 3,79) di tahun 2011
5. Jakarta telah 2 tahun berturut-turut
meraih rating internasional (survey doing business oleh World Bank dan
International Finance Corporation) sebagai kota dengan iklim investasi yang
sangat baik, dengan rating lebih tinggi dibanding rating pemerintah pusat.
6. Berdasarkan laporan Global Metro Monitor
2011, Jakarta menduduki peringkat 17
dari 200 kota metropolitan yang mempunyai kinerja ekonomi terbaik di dunia.
7. Hasil penelitian The Economist
Intelligence Unit mengenai Asian Green City Index, Jakarta masuk ke dalam
klasifikasi sejajar dengan kota Bangkok, Shanghai, Beijing dan Kuala Lumpur.
No comments:
Post a Comment