Friday, September 14, 2012

Pesan SARA, Provokasi atau Strategi?




Peredaran pesan mengandung SARA melalui SMS kembali meningkat mendekati pelaksanaan putaran  kedua Pemilukada pada 20 September nanti. Jangan heran bila beberapa hari mendatang handphone Anda tiba-tiba menerima SMS yang mengandung pesan SARA dari nomor yang tidak dikenal.
Seorang kawan mengatakan dua hari lalu (Rabu 12/09), handphone-nya menerima  pesan SMS dengan tulisan kapital yang berbunyi



 “HALELUYAH.. PUJI TUHAN UNK KEMENANGAN AHOK DI JAKARTA YG DIBERKATI. MARI SONGSONG KEMULIAAN TUHAN BAPA, YESUS DAN BUNDA MARIA DI JAKARTA. HAI DOMBA2 YANG DI JAKARTA.

Pesan itu diforward oleh temannya yang heran kok SMS itu bisa masuk, dari nomor yang sama sekali tidak dikenal. Namun kawan itu minta kepada temannya yang kebetulan beragama Islam untuk mengabaikan pesan tersebut.

Yang pasti, siapapun termasuk KPUD maupun Panwas pasti kesulitan untuk menelusuri asal pesan itu. Di tengah gampangnya orang membeli kartu perdana, pemilik handphone (HP) dengan mudah berganti nomor telepon. Sekali pakai langsung dibuang.

Yang menjadi pertanyaan adalah untuk apa si pengirim pesan menyebarkan SMS tersebut? Apakah pesan itu merupakan bagian strategi relawan atau dari orang yang bertujuan memperkeruh atau memprovokasi masyarakat untuk meningkatkan suhu politik Jakarta menjelang Pemilukada.

Kawan itu juga bercerita, SMS sejenis juga pernah Ia terima, namun berbeda isinya. Pesannya berbunyi,

HAI ORANG YANG BERIMAN, JANGANAH KAMU MENGAMBIL ORANG-ORANG YAHUDI DAN NASRANI MENJADI PEMIMPIN-PEMIMPIN (MU); SEBAGIAN MEREKA ADALAH PEMIMPIN BAGI SEBAGIAN YANG LAIN. BARANGSIAPA DI ANTARA KAMU MENGAMBIL MEREKA MENJADI PEMIMPIN, MAKA SESUNGGUHNYA ORANG ITU TERMASUK GOLONGAN MEREKA. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MEMBERIKAN PETUNJUK KEPADA ORANG-ORANG YANG ZALIM. (QS  AL MAA-IDAH : 51)

Harus diakui, di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini, sangat sulit untuk menghindari munculnya pesan-pesan yang tidak jelas asal usulnya. Seperti halnya pesan-pesan yang mengandung unsur SARA tersebut.

Terkait dengan pesan-pesan yang beredar melalui HP menjelang Pemilukada DKI Jakarta ini, sejauh diterima oleh orang yang memang mengerti akan arti pesan tersebut, tidak akan banyak menimbulkan masalah.

Seperti pesan pertama, kalau diterima oleh pendukung Jokowi-Ahok yang nonmuslim (Kristen atau Katolik) misalnya, tentu tidak akan membuat Ia bingung, atau marah karena memang pesan ini bisa dimengerti oleh mereka.

Begitu juga dengan pesan tentang ayat Al-Quaran tentang isi surat Al-Maidah, kalau diterima oleh orang yang beragama Islam tentu juga tidak akan menjadi masalah. Memang sudah kewajiban seorang muslim dalam melakukan apa pun harus berpegang pada firman Allah SWT yang ada dalam Al-Quran atau Hadist Nabi.

Ia akan menjadi masalah kalau pesan yang kini marak beredar melalui SMS ini diterima oleh mereka yang tidak memahami atau tidak bisa menghayati arti pesan itu. Bila ini yang terjadi, pesan-pesan tersebut bisa dinilai sebagai provokasi yang bisa membahayakan situasi menjelang Pemilukada.

Inilah mungkin yang menjadi tantangan warga Jakarta, KPUD dan Panwas dalam beberapa hari ke depan. Sulit membedakan apakah pesan yang mengandung unsur SARA melalui HP itu, bagian dari strategi kampanye atau upaya provokasi dari pihak-pihak tertentu.  Dalam hal ini, kita semua perlu menyikapi dengan arif dan berpegang teguh pada nilai-nilai keyakinan masing-masing.

No comments:

Post a Comment